Minggu, 01 Maret 2020

Tugas Transformasi Digital

Nama Kelompok :

1. Ristiya Nurul Kusuma (19206241003)

2. Dhiaulhaq Salsabila (19206241011)

3. Andhini Putri Oktaviani (19206241020)

 

 Seni di Era Revolusi Industri 4.0

 Oleh: Arif Budiman.

Perkembangan du­nia tek­no­logi komunikasi se­makin masif me­nguasai bumi. Kebutuhan akan tek­nologi ma­suk ke segala aspek per­adaban manusia. Termasuk aktivitas se­nirupa hari ini. Para seniman ‘di­paksa’ berfikir untuk meng­elaborasi teknologi dalam ka­rya seninya.


Memasuki era Revolusi In­dustri 4.0, kemampuan ber­adap­tasi dan ber­transformasi menjadi faktor penting yang harus dimiliki seniman. Re­volusi industri menempatkan tekno­logi informasi dan komu­nikasi seba­gai inti dari setiap aspek proses kreatif yang di­lakoni seniman.


Semua hal yang berkaitan dengan proses kesenian diupa­yakan terkonek­si secara digital. Peluang dan tanta­ngan un­tuk mengadopsi teknologi da­lam karya seni patut menjadi pertim­ba­ngan. Jika tidak, seni­man bisa saja terlindas oleh nge­butnya per­kem­bangan tek­nologi komunikasi.


Transformasi digital dalam karya seni bisa dimulai dengan kerja kreatif yang dilakukan se­cara kolektif-kolaboratif. Memadu padankan ra­gam ke­ilmuan untuk merancang se­bu­ah projek kesenian. Semisal yang ter­­jadi pada kelompok kesenian TeamLab dari Je­pang. Karya Venzha Cristia­wan, Heri Dono dan Dedy Sho­fianto dari Indonesia dian­taranya.

Karya TeamLab dari Je­pang di an­tara contoh baik yang bisa dire­fe­rensi. Ke­lom­pok yang didirikan Toshiyuki Inoko sejak tahun 2001, adalah kelompok interdisipliner ul­tra­techno­logists. TeamLab ber­fokus pada proses elaborasi antar disiplin ilmu. Tu­juannya untuk menemukan di­men­si baru dalam konseptua­lisasi seni dan inovasi tekno­logi.


Kerja kreatif TeamLab ber­usaha untuk menyatukan un­sur seni, sains, teknologi, de­sain dan dunia alam. Berbagai spesialis ilmu seperti seni­man, programmer, insinyur, animator, ahli matematika dan arsi­tek terlibat di dalam proses kre­a­tifnya.


Di Indonesia TeamLab per­nah mempresentasikan karya seninya dalam gelaran seni rupa ARTJOG tahun 2014 di Yogyakarta. Bahkan di Je­pang, Singapura dan China TeamLab punya loboratorium sendiri. Karya seninya sudah dipamerankan diberbagai be­nua. Secara online karya TeamLab bisa dinikmati di source www.teamlab.art.

Seyogyanya karya Team­Lab mem­berikan gambaran, bahwa teknologi di­gital telah memungkinkan kita un­tuk lebih bebas dalam berkarya. Inilah yang dipikirkan Toshi­yuki Inoko saat menempuh studi di Universitas Tokyo se­kitar tahun 90-an. Dia melihat pe­luang perkembangan tekno­logi akan kian pesat di masa depan.

Dia mulai berfikir bagaima­na seni dan teknologi berada dalam diemensi digital. Karya seni bisa berinteraksi dengan manusia. hingga membentuk aset budaya baru dalam dunia kese­nian masa kini.

Seniman Indonesia juga ber­kerja secara kolaboratif de­ngan berbagai spesialis keil­muan yakni Venzha Cristis­wan. Seperti pada karya commission work dalam ARTJOG tahun 2017 di JNM Yogyakar­ta bertajuk Universal Influence.


Venzha berkarya bersama kelom­pok The House of Natural Fiber (HONF) dan Yogya­karta New Media Art Laboratory. Sebuah kelompok yang berge­rak dalam kreativitas seni dan tekno­logi. Suatu wacana kesenian yang berada dalam lingkup New Media Art.
Karya-karya Venzha me­mang acap kali bermain di wi­layah teknologi. Mengelabo­ra­si alam ruang angkasa se­bagai ruang kreatif dalam ber­karya seni. Dalam beberapa media ia menyebut sebagai Space Art.

Di ARTJOG 2017 silam, Venzha menamai karyanya Indonesia Space Science Society atau ISSS. Bagi Venzha, ISSS disebut sebagai institusi atau semacam platform yang meng­hu­bungkan masyarakat dengan ilmu pe­ngetahuan ten­tang dunia ruang ang­kasa. Se­macam radio astronomi yang berfungsi seperti teleskop un­tuk menangkap frekuensi.

Racikan visualnya merupa­kan mer­cusuar yang disertai de­ngan ins­talasi kinetik ber­bentuk blower ber­dia­meter 2,5 meter dan dalamnya 50 meter. Satu antena dipasang di mena­ra setinggi 36 meter. Satu kelompok antena lainnya di­pasang di atas berfungsi seba­gai alat penangkap sinyal dan fre­kuensi.


Jika difantasikan karya ini ber­ben­tuk seperti UFO. Untuk memperjelas rekaman freku­en­si yang didapat, Venzha te­lah menyiapkan 12 televisi, si­mulasi dan animasi bergerak ten­tang karyanya.

Proses kreatif yang dilalui Venzha juga tidak mudah. Proses pe­nger­ja­annya mem­bu­tuh­kan waktu yang agak la­ma. Serta keterlibatan banyak orang dalam lintas ilmu yang bera­gam.


Dia mulai merintisnya se­jak 2006. Beruntung, per­nah me­ngikuti kegiat­an Pa­cific Rim Grant for Telematic Technology di University of California, Amerika Serikat. Juga Trans­me­diale 05, ‘BASICS’, Jer­man. Acara ter­sebut mem­be­ri­kan pengalaman ter­hadap proses kekaryaannya.


Seniman kenamaan, Heri Dono sejak 1990 mulai meng­elaborasi karya seni instalasi­nya dengan sentu­h­an teknolo­gi. Memberikan teknik kinetik art pada karyanya. Seperti me­ngeksplorasi gerak, bunyi, da­ya dan sensor. Karya yang se­perti ini selalu memberikan da­ya tarik sendiri pada penon­ton. 

Dia berbeda dari kaya seni konvensional lainya seperti, lukisan, patung, kriya atau gra­fis.
Heri Dono, seniman kriya Dedy So­fianto di Yogyakarta, mengela­bo­rasi kecakapan da­lam bidang seni kriya, kinetik, sains dan teknologi. Ka­ryanya yang fenomenal adalah Bu­rung Garuda Pancasila. Sa­yap burung Garuda bisa bergerak me­lambai-lambai - slow motion dibuat­nya.


Dedy sendiri yang merasa tertan­tang menciptakan karya yang bisa berinteraksi dengan penonton. Sela­ma ini, karya di ruang pameran cende­rung statis. Dia berfikir bagaimana karya itu bisa berinteraksi melibatkan penonton.


 Maka sejak 2013 dia men­coba bekerja kolaboratif. Ke­cakapan dalam seni kriya - ma­­hir merupa kayu, dia ‘ka­­winkan’ dengan pola kerja me­ka­nikal (mesin). Melalui kerja motor di­namo dan sensor.

Karya-karya yang diran­cang Dedy ba­nyak mendapat­kan pengaruh dari seniman Rudi Hendriatno. Hanya saja Dedy lebih banyak bermain dengan objek-objek hewan yang bergerak - kinetik. Se­perti kumbang, kupu-kupu dan burung dan sejenisnya.


Di Jepang sendiri kompetisi seni ber­basis pada teknologi sering dige­lar. Diantaranya The Japan Media Arts Festival (JMAF). Festival ini fo­kus pada Art, Entertainment, Animation dan Manga. Karya-karya yang di­rancang memili­ki potensi untuk me­lintasi ru­ang dan waktu, yang ber­makna bagi pelihatnya di masa depan.


Karya Kanno So salah satu­nya. Robot mini yang bisa me­lukis grafiti. Karya berjudul Senseless Drawing Bot (mix media, mobil mini kinetik). Robot itu bisa hilir mudik bo­lak-balik menyem­protkan spray pada bidang yang sudah disiapkan. Walaupun bentuk yang dibuat masih berupa abs­traksi. Berupa goresan warna-warni saja.


Bagi Kanno So, seni grafiti me­mang menarik. Terpenting baginya, alat yang kita guna­kan untuk menun­jang kinerja. Kinetik menjadi penting.

Media baru itu, seperti gadget, aplikasi, games, animasi, kinetik dan se­jenisnya menjadi konsep karya yang menantang di era revolusi saat ini. Me­man­faatkan kerja teknologi ter­­muta­khir demi sebuah per­adaban (seni).


Kerja-kerja seni tidak lagi dikerja­kan sebatas ekspresi in­dividu semata. Keterlibatan lin­tas keilmuan dibutuh­kan untuk menciptakan karya yang meng­gugah. Terlebih melibat­kan pu­blik seni untuk saling ber­interaksi dengan karya se­ni.

 Sumber : https://analisadaily.com/berita/arsip/2019/1/20/680857/seni-di-era-revolusi-industri-40/

 

 Seni di Era Digital

Diera digital sperti saat ini banyak perubahan yang terjadi hampir disemua aspek kehidupan. Salah satunya penggunakan media digital untuk membuat sebuah karya seni. Seperti yang kira ketahui bahwa pada zaman dahulu membuar kerya seni seperti mengabadikan alam dengan melukis menggunkan kain vas dan kuas. 

Seiring cepatnya perkembangan teknologi saat ini orang-orang membuat cara agar suatu pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan efisien. Dampak dari teknologi digital ini telah mengubah kegiatan seperti lukisan yang awalnya butuh peroses lama untuk menggambar objek menjadi lebih mudah dengan menggunakan kamera.

Karya seniman yang memproduksi lukisan digital dan digital printmakers mulai menemukan penerimaan, sebagaimana meningkatnya kemampuan dan kualitas. Secara internasional, banyak museum kini mulai mengumpulkan seni digital seperti Museum Seni San Jose dan departemen cetak Museum Victoria dan Albert juga memiliki koleksi yang masuk akal namun masih dalam skala kecil. 

Salah satu alasan mengapa masyarakat seni yang mapan menemukan kesulitan untuk menerima seni digital adalah persepsi yang keliru dari digital print yang tanpa henti direproduksi. Banyak seniman tersebut sebenarnya menghapus file gambar yang relevan setelah cetak pertama, sehingga membuatnya menjadi karya seni yang unik.Ketersediaan dan popularitas perangkat lunak manipulasi foto telah melahirkan sebuah perpustakaan modifikasi gambar, sedikit petunjuk atau tidak sama sekali mengandung informasi gambar aslinya. 

Menggunakan versi elektronik dari kuas, filter dan pembesar, ini adalah "neographer" yang menghasilkan gambar yang tak terjangkau melalui alat fotografi konvensional. Selain itu, seniman digital mungkin memanipulasi scan gambar, lukisan, kolase atau litograf, serta menggunakan salah satu teknik yang disebutkan di atas dalam kombinasi. 

Seniman juga menggunakan sumber lain dari informasi elektronik dan program untuk menciptakan pekerjaan mereka. Oleh karena itu Diera digital ini kita harus memanfaatkan dengan baik dan bijak ada gar kita bisa merasakan manfaatnya.



Seni Media (Kebiasaan) Baru Kemajuan Teknologi Informasi dan Seni 


Kemajuan Teknologi khususnya Informasi di Indonesia ternyata memberi dampak perubahan pandangan hidup yang sangat besar pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Kemajuan ini adalah salah satu hal yang mendorong seniman banyak menciptakan karya-karya seni bernuansa elektronik dan juga membuat jaringan kerja seni virtual. Bentuk seni baru ini kemudian dikenal sebagai seni media baru. Seni ini semakin banyak diminati oleh sebagian besar kawula muda, karena terdukung selain kemajuan teknologi Video card dan computer yang bisa menampilkan gambar bergerak yang hyper realist, juga semakin majunya teknologi komunikasi (internet, ponsel). Bentuknya pun sangat beragam dari animasi, video art, MMS/SMS, photografi digital.

Pencermatan terhadap perkembangan ini dimaksudkan untuk melihat kembali pentingnya kemajuan teknologi, karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Walaupun kesemuanya ini membuat bentuk seni semakin beragam, menjadi lebih maju tetapi dapat dilihat sebagai fenomena masa kini yang menggeser beberapa paradigma dasar penciptaan karya seni, serta lebih lanjut dapat pula dinilai menjadi barometer ratapan untuk nilai-nilai nation, ideology, dan religi serta kebudayaan pada umumnya.

Melihat perkembangan seni sekarang ini, kita akan menemui istilah "media baru". Istilah ini mempertegaskan kehadiran karya-karya seperti instalasi, video art, web art, digital art dan sebagainya yang bercirikan atau mempunyai nuansa pengaruh peralatan baru masa kini, misalnya: komputer, kamera digital, video, perangkat internet. Istilah ini pertama kali saya dapatkan dari Krisna Murti, ketika akan diadakan baf-Naf (The Bandung Video, Film and New Media Art Forum) di sekitar awal tahun 2003. Kemudian masih ditahun yang sama, Ruang rupa (Jakarta) juga membuat festival new media dengan tajuk OK

Ada banyak pendapat kenapa kemudian seni jenis ini cepat sekali berkembang. Bisa jadi karena adaptasi dari pengalaman perupa-perupa Indonesia yang mempunyai kesempatan berkeliling di luar negeri kemudian membawa oleh-oleh cerita dan karya-karya video, serta ditambah dengan maraknya diadakan workshop tentang seni jenis ini di Indonesia dan tentunya dari buku-buku serta Internet.

Di Yogyakarta sendiri, pada tahun 1997 sudah di mulai dengan adanya workshop video art yang diikuti sejumlah seniman dari Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Workshop ini diadakan oleh PUSKAT dan Goethe Institute Jakarta bersama seniman dari Jerman, Routrout Pape and Gerard Couty. Kemudian hasil karya workshop di pamerkan di Yogyakarta dan Jakarta. Agaknya memang betul kegiatan macam seperti ini kemudian mendorong tumbuhnya keinginan berkarya dengan media baru, namun tentunya kemajuan teknologi dan kebiasaan apresiasi terhadap elektronik juga merupakan pendorong yang tak kalah pentingnya. 



Seni Digital dan Penjelasannya


Bagi anda yang gemar dengan dunia seni di segala bidang, mungkin anda sudah pernah mendengar mengenai suatu seni yang biasa di sebut dengan istilah seni digital dan pahami seni musik samrah. Mungkin saat ini telah zamannya dunia digital dimana segala sesuatu dapat dikaitkan dengan alat-alat yang berbau digital.

Hal ini pun mempengaruhi perkembangan seni yang ada, dimana saat ini telah muncul mengenai sebuah istilah yang dikenal dengan seni digital. Mungkin, bagi anda yang masih awam dan tidak terlalu mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan seni atau masih asing dengan kerajinan tangan dari jawa barat, masih asing dengan istilah tersebut. Lantas apa sih seni digital itu?

Bagi anda yang penasaran dan ingin lebih mengetahui tentang hal ini, maka anda tidak perlu khawatir. Karena pada kesempatan kali ini, penulis akan memberikan sedikit ulasan mengenai seni digital dan penjelasannya.

Perlu anda ketahui bahwa saat ini bisa saja disebut sebagai zaman digital sebab itu yuk pahami tari tayuban khas jawa barat, di mana saat ibu sudah banyak sekali teknologi-teknologi yang berkembang di dalam lingkungan masyarakat baik dalam bidang pendidikan maupun kesenian.

Saat ini sudah banyak sekali bermunculan seni-seni yang disampaikan atau di aplikasikan melalui alat-alat digital. Sehingga tak asing apabila seni-seni tersebut dikenal dengan seni digital. Lantas apa sih sebenarnya seni digital itu?

Apakah anda penasaran dengan seni digital ini? Bagi anda yang penasaran dan sekaligus ingin lebih mengenal mengenai seni digital ini, maka anda tidak perlu khawatir. Mengapa demikian?
Karena dalam artikel ini anda akan segera tahu apa itu seni digital. Baiklah langsung saja berikut ini meruapakan sedikit ulasan mengenai seni digital dan penjelasannya, antara lain:
  • Pengertian seni digital
Seni digital adalah sebuah karya yang dibuat dengan teknologi digital atau yang di sajikan dalam bentuk teknologi digital. Dalam hal ini termasuk gambar yang sepenuhnya hasil dari editing komputer
atau program yang dibuat menggunakan perangkat lunak atau software, seperti Adobe illustrator, corel draw dan sebagainya. Seni digital juga termasuk dalam membuat animasi, renderings 3, manipulasi gambar video serta proyek yang menggabungkan beberapa teknologi.
  • Awal perkembangan seni digital
Seni digital pertama kali digunakan pada sekitar tahun 1980 an berkaitan dengan menggambar menggunakan komputer yang kemudian berkembang menjadi sebuah aplikasi.
Cara menggambar lewat komputer merupakan metode pembuatan karya seni yang sangat cocok untuk format multimedia karena dapat dilihat dalam berbagai acara termasuk televisi.
  • Kelebihan seni digital
Seni digital juga memiliki kelebihan tersendiri apabila dibandingkan  dengan seni-seni yang lain. Berikut ini merupakan beberapa ulasan mengenai kelebihan dari seni digital apabila di bandingkan dengan seni lainnya, antara lain:
  1. Bagi pemula, hanya perlu mengetahui teknik dasar penggunaan suatu program, maka anda sudah bisa bebas mendesain apapun.
  2. Bila anda salah meletakkan garis atau warna maka anda bisa menggunakan perintah undo atau kembali.
  3. Hemat waktu dan tidak terlalu mengerahkan pikiran.
Nah, demikianlah sedikit ulasan mengenai seni digital dan penjelasannya yang dapat penulis sampaikan dalam artikel yang telah berhasil penulis buat pada kesempatan kali ini. Terima kasih, karena anda telah meluangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca artikel ini. Semoga saja dengan adanya artikel ini, penulis dapat memberikan sedikit manfaat bagi anda.

Dan juga, semoga melalui artikel ini pula, juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi anda. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati anda dalam penulisan artikel ini. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentunya pada artikel-artikel penulis selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

Seni Media, Ruang Berkarya Era Digital

Medan, (Analisa). Karya seni kini memiliki medium yang bisa diselaraskandengan perkem­ba­ngan era digital. Karya semacam ini tergolong kategori seni media, yak­ni seni berbasis teknologi sebagai me­dia perantara pesan. Dengan ini para se­niman tetap memeroleh ruang ber­karya di era digital.

Medium seni media tak berhenti pada karya material (fisik), melainkan nonfisik. Bentuk karya seni media bisa berbasis waktu, teknologi, media elek­tronik dan basis proyek seni dan desain so­sial. Contoh penyajiannya di antara­nya, video dan komik digital.

Peluang ini semakin menjanjikan bagi seniman dengan dibentuknya kem­­bali Subdit Seni Media dalam Ke­men­terian Pendidikan dan Kebuda­yaan RI Direk­torat Jenderal Kebuda­yaan Direktorat Kesenian. Salah satu upa­ya diwujudkan dengan diadakan­nya kegiatan "Sosia­lisasi Seni Media" di Taman Budaya Sumut, Selasa (18/4). Kegiatan ini bekerja sama dengan para seniman dari Ruang Rupa dan Fo­rum Lenteng.

“Kegiatan sosialisasi ini diadakan untuk memetakan perkembangan seni me­dia di Indonesia, dari sisi pelakunya, ko­munitas dan aktivitasnya. Salah sa­tunya Kota Medan. Agar ke depan­nya, Sumut punya direktori awal untuk seni media,” ucap  Kasubdit Seni Me­dia Edi Irawan pada Analisa.
Dengan sosialisasi ini pula, diharap­kan berbagai pelaku seni maupun komunitas bisa memeroleh wawasan dari berbagai narasumber seniman yang telah lama berkecimpung di seni me­dia. Mereka adalah Mahardika Yu­dha (video), Beng Rahadian  (komikus) dan Reza Afisina (seniman pertunju­kan).

Sosialisasi ini merupakan langkah awal berbagi ilmu dan membangun je­jaring sesama seniman sekaligus me­nyo­sialisasikan pekan seni budaya na­sio­nal pada Juli di Pekanbaru. “Hari ini belum ada agenda pertunjukan ka­rya seniman Medan. Nanti ke de­pan­nya, kita jajaki,” imbuhnya.
Peluang berkarya seni media dirasa menjanjikan menurut ketiga pem­bi­cara ini. “Alat dan wawasan tentang seni media semakin mudah diperoleh se­karang,” ucap Beng Rahadian.

 Dari segi komik digital sendiri, tiap orang kini bisa mencantumkan karyanya di blog masing-masing. Tentang cara pro­duksi karya juga kini sudah bisa di­simak lewat video tutorial di kanal Youtube.
“Tapi, kajian mendalam tentang ka­rya kita sendiri perlu dimuat dan ditulis,” sambung Mahardika. Hal ini merujuk pada minimnya sumber pengetahuan literaur mendasar tentang karya seni media di Indonesia. Padahal titik awal kemunculan seni ini sudah sejak 20-30 tahun.

Senada dengan hal tersebut, Reza me­nambahkan, menulis tentang karya tidak hanya dilakukan terhadap karya sendiri namun juga karya berbagai seniman lokal. Tak hanya menuliskan deskripsi kegiatan, namun juga evaluasi.
“Buatlah tulisan yang mengandung eva­luasi, kritik, atau kurasi terhadap suatu karya. Dari tulisan, kita bisa sama-sama mencari solusi dari kendala ber­karya. Karyanya semakin terlihat, kita pun semakin adaptif,” tukasnya. (anty)


 

 

 

Jumat, 30 Agustus 2019

Resensi 2 buku bebas ( Buku Novel "Tidak Pernah Ada Kita" karya Dwitasari & "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata )

Resensi Buku Novel " Tidak Pernah Ada Kita " Karya Dwitasari

 
Identitas Buku : 

Nama buku : Tidak Pernah Ada Kita
Penulis: Dwitasari
Penerbit: Bentang Belia
Terbit: 2018
Tebal: 172 hlm
Kategori: Novel, romance


Profil Penulis :

       Menjadi seorang penulis novel dan skenario film adalah mimpi gadis ini sejak duduk di bangku SMP. Bersama Plotpoint, dia menggali ilmu penulisan novel dengan mengikuti Kelas Penulisan Novel Dasar dimentori penulis Clara Ng pada tahun 2011. Berselang dua tahun, Dwitasari menempuh pendidikan bersama penulis skenario film Salman Aristo dalam Kelas Penulisan Skenario Film Dasar.
       Selama 5 tahun karir penulisannya, Dwitasari telah menulis sebanyak 14 buku. Sejumlah 4 novelnya juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk film yaitu Cinta Tapi Beda (Multivision), Raksasa Dari Jogja (Starvision), Promise (Screenplay), dan Spy In Love. Segera menyusul buku Jatuh Cinta Diam-diam yang difilmkan oleh Visinema.
       Dwitasari kini menetap di Cibinong, Kabupaten Bogor, dan menempuh pendidikan sarjananya di Depok, Universitas Indonesia. Perempuan berzodiak Sagittarius ini sedang menyelesaikan skripsinya di jurusan Sastra Indonesia. Selain menulis novel dan menyelesaikan skripsi, Dwitasari juga mengisi kesibukan harinya dengan menyaksikan laga pertandingan sepak bola Persija Jakarta.
       Karena lebih ingin dikenal lewat karyanya, Dwitasari tidak mem-posting foto dirinya di setiap sosial media. Baginya, foto dalam sosial media tidak akan menggantikan hangatnya perjumpaan nyata. Maka, Dwitasari memilih untuk menemui pembacanya lewat workshop penulisan novel atau meet and greet. Kesibukan Dwitasari lainnya adalah memberi pelatihan menulis novel untuk siswa, mahasiswa, instansi pemerintahan, dan khalayak umum.  
Resensi Buku :
Uraian Buku :
ku begitu berharap terlalu tinggi, pada hadirmu di sini. Namun, semakin aku mencintai, semakin aku menyadari, aku hanyalah teman yang kamu cari ketika kamu merasa sepi.

Kamu menggantungkan kejelasan status hubungan kita. Aku sering bertanya, adakah cinta? Kamu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Jika tak ada cinta, lalu mengapa kamu memintaku kembali, setiap kali aku memutuskan pergi? Lalu mengapa tidak kamu sudahi, jika hadirku tidak penting lagi?

Aku menatap matamu, dengan sisa-sisa air mataku. Aku dan kamu tidak akan pernah jadi kita. Meskipun aku sungguh cinta, belum tentu kamu juga cinta.

Ulasan Buku :
Perasaan sering kali bisa menjadi rumit. Setiap orang ingin perasaannya berbalas. Dan tidak seorang pun rasanya ingin ditolak.

Ini cerita tentang Bella, penulis novel fiksi yang sedang terkukung pada masa lalu kegagalan kisah cintanya. Bella pernah putus cinta, cowok terakhir yang ia pacari berhasil mematahkan hatinya. Dan hal itu memberi pukulan berat bagi Bella. Tapi ia beruntung masih memiliki satu orang sahabat yang masih peduli padanya. Namanya Aga, dan diam-diam Aga mencintai Bella.

Cerita dibuka pada momen ketika Aga mengajak Bella nonton pertandingan sepak bola. Bella sudah lama memimpikan dapat bertemu Bambang Pamungkas. Dan Aga memujudkan impian itu ketika mengajaknya menonton.

Tapi setelah selesai pertandingan itu Bella bertemu dengan pemain lain, namanya Cyrus. Yang akhirnya mereka berfoto bersama dan saling bertukar nomer handphone. Yang awalnya hanya berfoto bersama, bukan siapa-siapa, justru malah membuat Bella dan Cyrus semakin dekat.

Tidak tahu siapa yang akhirnya jatuh cinta duluan, tapi Bella selalu merindukan kehadiran Cyrus. Setiap kali Cyrus ada laga tanding Bella selalu menyempartkan diri untuk menonton. Di waktu luangnya Cyrus dan Bella sering menghabiskan waktu bersama. Tapi kelihatannya Cyrus tidak pernah menyatakan status hubungan mereka berdua. Bagaimana kelangsungan hubungan mereka nantinya? Akankah salah satu dari mereka siap untuk patah hati kembali atas ketidakpastian ini?

Kelebihan Buku :
  • Cover(sampul) novel sangat menarik
  • Mengajarkan remaja apa arti dari persahabatan, pengerbonan dan kesetiaan
  • Alur cerita mudah dimengerti
  • Perwatakan tokoh mudah dimengerti. 
Kelemahan Buku :
  • Ada beberapa bahasa asing yang bisa menimbulkan kebingungan
  • Gambar yang tersedia di rasa kurang banyak di cerita 
Kesimpulan Buku :
        Buku ini menceritakan tentang seseorang yang berharap terlalu tinggi dengan hadirnya disini,tetapi dia menyadari bahwa semakin dia mencintai lebih dalam dia sadar bahwa dia hanya teman yang dicari dikala sepi belaka dan di cerita ini aku dan kamu tidak akan pernah menjadi kita. 

SUMBER : Buku Novel "Tidak Pernah Ada Kita" karya Dwitasari.

 



Resensi Buku Novel " Laskar Pelangi " Karya Andrea Hirata

Identitas Buku :

Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Terbit : Yogyakarta
TahunTerbit : 2007
Cetakan : III
Tebal Buku : 533 halm. Termasuk juga tentang Penulis.

Profil Penulis :

          Andrea Hirata merupakan salah satu novelis terkemuka di Indonesia, Ia merupakan seorang penulis novel Laskar Pelangi yang pernah di filmkan pada tahun 2008. Andrea Hirata merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah yang lahir pada 24 Oktober 1967 di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung dengan nama lahir Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun.
       Pada tahun 1997, Andrea resmi menjadi pegawai PT. Telkom. Niat untuk membuat tulisan tentang inspiratornya kembali memuncak saat ia menjadi relawan saat tsunami Aceh. Kemudian pada tahun 2005, Andrea berhasil merilis novel pertamanya yaitu Laskar Pelangi yang Ia tulis hanya dalam waktu 3 minggu saja.
         Pada awalnya Andrea tidak berniat mempublikasikan novel tersebut namun tetap saja sampai ke tangan penerbit. Namanya semakin melejit akibat novel Laskar pelangi tersebut, hingga Ia mendapatkan berbagai penghargaan seperti Khatulistiwa Literaly Award (KLA) pada tahun 2007, Aisyiyah Award, Paramadina Award, Netpac Critics Award, dan lain sebagainya.
       Selama 8 tahun belakangan Andrea mendapatkan penghargaan karena kontribusinya di sastra internasional, berkat novel pertama Andrea Hirata ‘Laskar Pelangi’ telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing dan diterbitkan di lebih dari 130 negara oleh penerbit-penerbit terkemuka.

Sinopsis Buku :

       Novel ini mengisahkan tentang sepuluh anak Belitung yang tergabung dalam Laskar Pelangi mereka adalah Mahar,Ikal, Lintang, Harun,Syahdan,A Kiong,Trapani,Borek,Kucai dan satu-satunya wanita yaitu Sahara.
1)      Ikal
2)      Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
3)      Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
4)      Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
5)      A Kiong;Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
6)      Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
7)      Kucai; Mukharam Kucai Khairani
8)      Borek alias Samson
9)      Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
10)    Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan
        Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan di pedalaman Belitung yang kontras dan yang kaya akan timah, namun masyrakatnya tidak mampu memenuhi kehidupannya sehari-hari.   Novel ini juga menceritakan tentang semangat juang dari anak-anak kampung Belitung untuk mengubah nasib mereka melalui sekolah.Sebagian besar orang tua mereka lebih senang melihat anak-anaknya membantunya dari pada belajar di sekolah.
       Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu,sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru yaitu seorang Kepala Sekolah yang sudah tua yang bernama bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda yang bernama ibu Muslimah Hafsari yang juga sangat miskin berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan.Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu terselamatkan berkat seorang anak yang sepanjang masa bersekolah yang tak pernak mendapatkan rapot.
      Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan karena donator dikomunitas marjinal itu begitu miskin. Seperti gedung sekolahnya yang sudah roboh,ruang kelas beralas tanah,beratap bolong-bolong,berbangku seadanya dan pada malam hari dipakai untuk menyimpan ternak,bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras,sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.Kendati demikian,keajaiban seakan terjadi setiap hari disekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh itu.Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP ( Sekolah Kepandaian Putri ).Mereka berdua saling bahu membahu membesarkan hati anak-anak tadi agar percaya diri,berani berkompetisi,agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya.Pak Harfan dan buk Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesepuluh muridnya.Kedua guru miskin itu member julukan kesepuluh murid itu sebagai laskar pelangi.
        Keajaiban juga terjadi ketika sekolah muhammadiyah,dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi yaitu ( Ikal, Lintang, dan Sahara ) berhasil menjuarai lomba cerdas pangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri.Taayal,kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah muhammadiyah ketika Lintang sisiwa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal Cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP.Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarganya, sebab ayahnya sudah meninggal dunia.Meskipun awal tahun 90-an sekolah muhammadiyah itu akhirnya ditutup karena samaskali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri,tapi semangat,integritas,keluruhan budi dan ketekunan yang diajarkan pak Harfan dan buk Mus tetap hidup dalam hati laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sepuluh orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat,ada yang menjadi research and development manager disalah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini,dan juga ada yang mendapatkan beasiswa internasional kemudian melakukan research di University the paris surbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitar termuka di Inggris semua itu berkat dari pendidikan dan akhlak kecintaan intelektual yang diajarkan oleh pak Harfan dan buk Mus.Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau diujung paling selatan Sumatra itu. 

Kelebihan Buku :

         Novel ini memiliki gaya bahasa yang unik dan menarik,sehingga mampu membawa pembaca masuk ke dalam ceritanya.Hal ini mampu membuktikan kemahiran Andrea Hirata dalam merangkai kata-kata tidak perlu diragukan lagi.Selain cerita yang mampu membuat pembaca terpesona, amanat yang terkadung mampu menjadi bukti,jika novel ini bukan novel sembarangan yang hanya berkisah tentang percintaan dua sejoli yang sedang dimabuk kasmaran pada umumnya, tetapi lebih dari itu, yaitu kecintaan seorang guru terhadap pendidikan dan murid yang semangat dalam meuntut ilmu. Dimana hal tersebut ditunjukkan oleh dedikasi Bu Mus untuk mengajar dan mendidik anak-anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Belitung,serta perjuangan dan semangat para Laskar Pelangi untuk mendapatkan ilmu meskipun dengan kondisi yang serba kekurangan.Kesederhanaan kehidupan anak-anak tersebut memberi pelajaran bagi kita untuk selalu bersyukur atas nikmatNya yang tak henti-hentinya diberikan setiap saat tanpa kita sadari.selain itu,novel ini juga mengajari kita tentang arti persahabatan dan setia kawanan yang kuat.

Kelemahan Buku :
  • Penggunaan nama-nama ilmiah dan bahasa-bahasa daerah didalam cerita membuat pembaca sedikit kesulitan dalam memahaminya
  • Pembaca terganggu karena tidak sepenuhnya mengerti hubungan antar cerita yang terdapat nama-nama ilmiah dan bahasa-bahasa daerah tersebut.
  • Alur dalam cerita sedikit membingungkan pembaca.
Kesimpulan Buku :

            Dari novel laskar pelangi yang dibuat oleh Andre Hirata ini,saya bisa mengambil beberapa pelajaran yang sangat bernilai dalam hidup ini,salah satunya kita harus benar-benar menghargai yang namanya hidup,mensyukuri apapun pemberian tuhan,dan tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu serta tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi kita mau berusaha.
            Dan satu hal lagi, pintar tidak menjamin 100 % kita untuk meraih kesuksesan.Saya dapat mengambil kesimpulan dari novel ini,bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya yaitu Tuhan.Apapun pekerjaan yang kita lakukan di dunia ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

SUMBER : Buku Novel "Laskar Pelangi" Karya Andrea Hirata.

 

uny.ac.id